Membunuh babi dan menyiapkan daging untuk makan dalam kebudayaan orang Mauponggo tidak sembarang dilakukan bagi tamu..
Menyajikan kepala dan hati mengadung dua pengertian. Kepala selalu disajikan sebagai tanda hormat. Kepala dan hati selalu disertai dengan darah yang telah diolah menjadi seperti bumbu kecap itu memberikan tanda bahwa daging yang disajikan adalah dari hewan yang masih hidup. Bukan hewan yang mati atau penyakitan. Kebiasaan orang Nagekeo menyembeli hewan untuk dijadikan daging yang disajikan bagi tamu selalu dilakukan setelah tamu tiba di rumah. Tanda hormat dan kerelaan member dari yang terbaik.
Pilihan jenis hewan yang akan disembelih
tergantung hubungan tamu yang datang. Untuk tamu paling sedikit orang
menyembelih ayam. Pertalian saudara ada naya (saudara laki) dan
weta (saudari) dan setelah mereka berkeluarga dan punya anak maka
amen ala menjadi ebu mame (om) dan ine weta . Pihak embu mame sebagai
penyedia anak laki dan ine weta sebagai penyedia anak perempuan untuk
dinikahkan.
Sajian daging babi atau anjing punya
keterkaitan dengan hubungan pertalian keluarga ini. Pemberian babi dan
kain adalah kewajiban amen ala kepada ine weta. Dan Kewajiban ini weta
memberikan anjing atau kambing kepada pihak amen ala..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar