Nama keluarga menentukan asal usul
seorang. Nama belakang orang Flores berbeda dan menjadi penunjuk jelas
daerah asal penyandang nama tersebut. Sebagaimana nama Rangga di pesisir
selatan Nagekeo sebelah timur Wodo Wata sampai Nagaroro, orang sebelah
barat Wodo Wata memiliki nama Raga atau Aga. Atau nama Tolo di sebelah
timur Wodo Wata di sebelah barat akan menjadi Toyo. Ada Ame Soo dan Ame
Co’o ada Embu dan Ebu, Kedi dan Keli, Dengi dan Lengi , Ndiwa dan Diwa
dan banyak nama lain lagi.
Orang Indian di Amerika memberi nama
anak sesuai apa yang pertama kali nampak ketika sang ayah keluar rumah
pada saat anak dilahirkan. Ketika ada asap yang kelihatan maka nama
anaknya Api Berasap, yang hampir mirip dengan budaya Batak di Indonesia.
Sebaliknya orang Jawa nama menjadi begitu panjang semacam kalimat doa
dan harapan akan masa depan anaknya.
Bagaimana dengan orang Nagekeo memberi
nama pada anak-anak mereka? Nama orang Nagekeo selalu merupakan
penghormatan dan kasih akan seorang yang telah meninggal. Kalau saudara
ibu ada yang sudah meninggal dan sangat dikenang, maka anaknya akan
diberi nama orang yang telah meninggal. Nama adalah ungkapan kasih dan
hormat. Contoh seorang anak di ma'u yang lahir diberi nama MI LAKO.
Ini memperlihatkan nenek (kakek) dr mi yg namanya Lako telah tiada. Ada keinginan untuk
menghidupkan kembali kenangan dan kasih. Maka jadilah nama MI LAKO untuk sang jabang bayi. Dan nama itu sendiri ternyata diberikan kepadanya ketika masih bayi. klu saya menginginkan nama ayah saya
yang saya pakai. Sesungguhnya orang Nagekeo tidak mengenal nama Fam
atau keluarga besar. Yang ada hanya nama pribadi sebagai perwujudan
kasih dan kenangan bagi yang telah tiada. Akhir-akhir ini nama orang tua
semakin populer ditempatkan di belakang nama baptis sebagai nama kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar