WILAYAH TANAH LAPE
Orang
Lape mengakui batas tanah mereka sebelah timur Ulu tana li, lange
Toto (di tanah li berbatasan dengan Toto) dan di bagian barat eko kela
ngeta lange Bare, berbatasan dengan Bare. Sebelah selatan logo be’I
keli di Amegelu (gunung Lambo) dan ujung utara a’I deli mesi (sampai ke
bibir pantai )laut Flores.
ASAL USUL ORANG LAPE
Tidak
ada catatan yang pasti.Tetapi orang Lape mewariskan cerita turun
temurun Hitungan bisa diperkirakan dari masa tegaknya peo. Dengan
adanya 7 (tujuh) kali mendirikan Peo, maka diperkirakan orang Lape
sudah menghuni tempat ini sekitar 500 tahun. Menurut cerita turun
temurun orang Lape berasal dari Tiwu Lewu, satu daerah di wilayah Lio
Utara yang berubah menjadi danau (tiwu) akibat banjir bandang yang
melanda sampai menenggelamkan rumah-rumah penduduk. Tujuh keluarga
besar melarikan diri, mengungsi ke arah barat.Mereka pertama kali
menetap di Malasera, , bukit sebelah timur gereja Danga, dekat lokasi Perumahan jabatan sekarang.
Orang
Lape kemudian pindah ke tempat yang lebih tinggi. Perpindahan itu
berawal dari sebuah peristiwa alam. Dari kejauhan ada yang melihat air
mengucur dari atas sangat banyak. Ada yang menyangka seperti air
terjun. Mereka akhirnya bergerak kesana. Ternyata yang menjadi sumber
air adalah tetesan air dari mayang pohon lontar. Mereka kemudian
membangun pemukiman sederhana di dekat sebuah rumpun bamboo aur (guru
pire).
Suatu
ketika seekor ayam jantan piaraan mereka berlari ke suatu tempat dan
hinggap di atas pohon waru. Ayam itu terus bertengger di sana dan
mengeluarkan suara kokok yang aneh seolah-olah mengatakan ‘mai dia’
(mari kesini). Suara kokok berulang-ulang ini ditafsrikan sebagai
penggilan bagi orang Lape untuk bergerak dan pindah. Dan kemudian mereka
menemukan tempat tersebut sangat ideal sebagai lokasi aman untuk
kampung. Lokasi ini dirasa aman karena berada di tempat yang tinggi
dengan sedikit bertebing sebelah timur. Inilah lokasi kampung Lape
tempat mereka menetap sampai sekarang.
Ketujuh
keluarga besar itu akhirnya menetap di kampung Ola Lape, yang mereka
sebut juga Ola Waja. Sebuah kampung yang tidak sekedar tempat tinggal,
tetapi juga memiliki daya magis mempersatukan ketujuh keluarga besar
itu.
Tujuh suku Lape adalah:
Tujuh suku Lape adalah:
1. Suku Ko dengan kepala soma Laga Tawa
2. Suku Naka Nawe dengan kepala soma Jo Pobo
3. Suku RogaWawo dengan kepala soma Goa Wonga
4. Suku Roga Au dengan kepala soma Ru Wona
5. Suku Nakazale dengan kepala soma Wawo Buu Tawa
6. Suku Woe Renge dengan kepala soma Hanoy
7. Suku Naka Zale Au dengan kepala soma Ala Wula
Ketujuh
suku ini dipersatukan dengan membangun Peo. Dalam sejarahnya suku Lape
telah mendirikan 7 (tujuh) Peo. Dalam menjalankan aktivitas besar
orang Lape selalu bersandar pada leluhur mereka. Mereka selalu berdoa
dan minta petunjuk pada leluhur mereka. Terutama dalam membangun Peo.
Peo dibangun selalu berdasarkan petunjuk leluhur yang dihadirkan dalam
mimpi. Orang Lape memberi nama peo setiap kali mereka dirikan.
Nama Peo dan nama warga yang mendapat petunjuk untuk mendirikan peo sebagai berikut:
Nama Peo dan nama warga yang mendapat petunjuk untuk mendirikan peo sebagai berikut:
1. Peo LILA ULU atasdasarpetunjukmimpi kepada Ebu SabuTawa
2. Peo WOY TEY atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu PukuTey
3. Peo WANGA WEA atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Sera Tey
4. Peo NAGO NUA atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Busu Lama
5. Peo PANGO MAU atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Sawu Gamo
6. Peo WONGA WULA atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Kota Lama
7. Peo SUPI LAPE atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Papu Bara