WELCOME TO MY LIFE

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA,SEMOGA ANDA TEMUKAN YANG ANDA CARI,SAYA TIDAK BERMAKSUD MENGGURUI, MENUNTUN ATAU MERUBAH.. HNY INGIN BERBAGI, MENGGORES WARNA, MENGHAPUS LUKA..

19 Jul 2012

MEREPOTKAN MNJADI WAJAR (TAMU ADALAH RAJA) BUDAYA MAUPONGGO


Dalam budaya orang mauponggo, menerima tamu betapapun merepotkan dipandang sebagai kehormatan dan menyenangkan. Ini berasal dari akar budaya yang selalu membanggakan “sao mere teda dewa” (rumah besar dan berbalai panjang). Orang ma'uponggo selalu bicara tentang skop yang luas. Ulu mere eko lewa ( Kepala besar dan berekor panjang) menggambarkan pertalian yang sangat besar dan berbatas luas. Pada suatu hajatan, orang Ma'uponggo akan sangat kecewa bila undangan atau tamu sangat sedikit. Pada saat-saat duka, dimana ada kamatian ukuran kekerabatan luas dilihat dari betapa banyaknya orang yang datang turut dalam perkabungan. Orang Ma'uponggo tetap berusaha melayani semua orang yang datang ke tempat perkabungan dengan menyediakan makan minum. Ada kerepotan disana. Tetapi ada dukungan dan kebahagiaan dialami yang berduka atau yang didatangi.

Ada pepatah bilang “tak ada mawar yang tak berduri”. Keindahan ada di tangkai penuh duri. Dalam kesederhanaan mereka selalu berusaha menyajikan sesuatu buat tamu. Kebahagiaan yang menerima tamu adalah bisa menyuguhkan sesatu. Memasak air minumpun pasti menyalakan gas atau kompor. Pasti ada kerugian. Ada kerepotan. Tetapi kerepotan dan kerugian hanyalah bagian dari jalan menuju sukacita. Karena kebahagiaan bertemu sahabat, atau anggota keluarga merupakan sebuah sukacita. Dan setiap sukacita atau kebahagiaan pasti memerlukan pengorbanan. Tidak ada kesenangan tanpa usaha. Tidak kesenangan tanpa korban. Tidak ada mawar tanpa duri.'

UNTUK HAL YG SATU INI ANDA PANTAS BERBANGGA..

molo sama te...


Tidak ada komentar:

Pages

Template by : kendhin x-template.blogspot.com