WELCOME TO MY LIFE

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA,SEMOGA ANDA TEMUKAN YANG ANDA CARI,SAYA TIDAK BERMAKSUD MENGGURUI, MENUNTUN ATAU MERUBAH.. HNY INGIN BERBAGI, MENGGORES WARNA, MENGHAPUS LUKA..

19 Jul 2012

BUNUH BABI GAYA ORANG NAGEKEO



WELA/POGA WAWI ALA NAGEKEO



Babi merupakan piaraan setiap rumah orang Nagekeo. Hampir setiap rumah punya babi yang dipiara. Saya masih ingat ketika saya brada di kampung. saya pernah melihat Palungan makan babi dari bambu yang di potong sepertiga memanjang sehingga berbentuk cekungan (kabha wawi). pada masa lalu Babi-babi dibiarkan berkeliaran. Pada sore hari dipanggil untuk makan. Semua babi mengenal suara tuannya. Pemilik babi menyuarakan “maee…maeee….” berulang-ulang sampai babi babi piaraannya datang menyergap palungan makanannya.
Babi jantan biasa dikandangkan dan dibiarkan besar. Bagaimana orang Nagekeo mengukur babi. Babi diiukur dari pusar atau bagian tengah perut ke punggung. Setengah lingkaran perut babi. Mereka tidak menyebut berapa senti meter atau meter. Tetapi mereka menaruh jari tengah dan telunjuk tangan kiri pada lengan kanan. Semua orang Nagekeo akan paham. Bila mereka sampai menaruh jari mereka pada lengan bawah berarti babi masih kecil dan mereka sedang beratnya (teki date). Sedikit lagi mereka menaruh satu telapak tangan pada tekukan siku tangan dan mereka mengatakan satu telapak (pebhe). Babi yang paling besar adalah sampai melewati bahu kiri (baka papa). Ukuran babi menentukan kekuatan tenaga pikul. Bila jari tangan kiri menyentuk ujung lengan atas kanan mendekati bahu, berarti babi itu berat dan hanya bisa dipikul oleh 8 (delapan) orang (bhei rua butu). Bila sampai melewati bahu kiri, maka disebut seku kutu dan butuh 10 sambai 12 orang menggotongnya. Orang biasa menggotong babi dari kampung ke kampung. Babi besar hanya dibunuh pada pesta-pesta adat yang besar.
Membunuh babi adalah hal biasa seperti membunuh ayam. Orang Flores terbiasa menyajikan tamu daging babi. Biasa babi berukuran kecil. Karena tidak adana alat pendingin, maka orang Nagekeo tidak pernah menyimpan daging. Semua daging selalu segar. Menyembelih bila perlu daging. Bila ada tamu hewan disembelih ketika tamu sudah datang. Sekarang sudah dilakukan sebelum tamu datang. Tetapi adatnya kepala dan hati babi disajikan, sebagai bukti bahwa tamu itu kita hormati. Selain itu tamu menjadi yakin bahwa daging ini segar, dan bukan berasal dari hewan mati karena penyakit.
Orang Nagekeo membunuh babi seperti orang membunuh.selain dipegang kakinya, ada pula yg Kaki-kaki babi diikat. Setelah kaki kiri terikat dengan kanan depan dan juga kiri terikat dengan kanan belakang lalu ikatan disatukan. Babi dalam keadaan tidak berdaya. Penjagal akan berdiri mengahadap punggung babi yang terbaring menyamping. Penjagal mengayunkan ujung parang dan membelah kepala persis di dahi babi. Ini dilakukan beberapa kali. Suara teriakan kesakitan babi akan terdengar setiap kali ujung parang menghantam kepalanya. Semakin garang penyembelih beraksi semakin lemas aksi sang korban, babi. Babi terus meronta tak berdaya karena kempat kakinya terikat rapat. Dan akhirnya dengan sekali ayunan dan memnggoyangkan ujung parang pada lobang kepala yang menganga. Orang akan mengangkat babi itu dan meniriskan darah dari kepala babi kedalam wadah yang telah ditaruh garam halus. Setelah darah sudah tertampung mereka masih mengorek sedikit otak dari kepala kedalam tampungan darah.
Babi yang sudah tidak bernyawa akan dibakar kemudian dipotong-potong. Ketika dipotong, hatinya diambil dengan hati-hati. Tidak cacat. Khusus untuk pesta adat orang menggunakan hati babi untuk mengetahui isyarat atau nasib keluarga yang berpesta. Ada orang yang membaca pratanda dan nasib melalui hati babi. Urat-urat yang membelah hati dan lidah-lidah kecil dihati diartikan. Hanya orang yang pandai bisa membaca hati babi..
 terima kasih........

Tidak ada komentar:

Pages

Template by : kendhin x-template.blogspot.com