Tahun 2010 adalah titik awal
kebangkitan Kabupaten
Nagekeo. Kebangkitannya
ditandai dengan digelarnya
Pameran Pembangunan untuk
yang pertama kali sejak
kabupaten ini berdiri tahun
2007 silam.
MBAY- Pameran pembangunan
yang digelar selama 10 hari
sejak Jumat (20/8) di Danga-
Mbay diikuti oleh semua satuan
kerja perangkat daerah (SKPD)
Kabupaten Nagekeo. Dalam
pameran ini juga diikuti oleh
sejumlah usaha kecil menengah.
Pembukaan pameran ini ditandai
dengan dinyalakan kembang api
oleh Bupati Nagekeo, Drs.
Yohanes Samping Aoh dan
Pimpinan DPRD Kabupaten
Nagekeo serta peninjauan 40
stand pameran oleh para pejabat
daerah ini.
Pemerintah dan masyarakat
daerah ini tentu sangat
menyadari bahwa usia
Kabupaten Nagekeo masih
sangat belia. Namun, dalam
kebeliaan itu pula, Kabupaten
Nagekeo yang didukung dengan
sumber daya alam yang
potensial dan sumber daya
manusia yang handal saat ini
sedang memasuki fase
perkembangan pembangunan.
Kepada banyak pihak,
pemerintah daerah yang
dinahkodai Drs. Yohanes
Samping Aoh sebagai Bupati dan
Drs. Paulus Kadju sebagai Wakil
Bupati membeberkan banyak
hal. Ada yang sudah dibuat
dalam kurun waktu
kepemimpinan keduanya. Ada
yang belum dilaksanakan dan
sedang dikerjakan bersama. Ada
yang masih tercecer yang harus
dikumpulkan sehingga menjadi
satu adonan pembangunan
yang bisa dinikmati oleh semua
orang. Melalui media pameran
pembangunan tersebut, kedua
pemimpin daerah ingin
mempertanyakan banyak hal.
Apa saja yang sudah dibuat oleh
setiap satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) serta apa saja
yang sudah dilakukan oleh
komponen masyarakat. Melalui
media pameran pembangunan
pula, para pemimpin daerah ini
juga ingin menguji kepekaan
nilai-nilai kemanusiaan melalui
beragam sikap dan pernyataan.
Dalam usia yang masih sangat
muda tersebut, membuat
tenaga, pikiran dan perasaan
para aparatur pemerintah dan
masyarakat terus bergelora.
Fluktuasi hambatan dan kendala
tak membuatnya goyah. Dan
sejatinya, keinginan memberikan
yang terbaik tak pernah
terlupakan. Pujian dan
sanjungan pun tak membuat
para pemimpinnya lengah.
Beranjak dari realitas itu, Bupati
dan Wakil Bupati Nagekeo ingin
menegaskan bahwa daerah ini
membutuhkan banyak sentuhan
kreatifitas, tekad, komitmen dan
kebersamaan dalam membangun
daerah ini.
Profile Kabupaten Nagekeo
Kabupaten Nagekeo adalah salah
satu Kabupaten di Propinsi Nusa
Tenggara Timur yang terbentuk
berdasarkan UU No. 2 Tahun
2007. Peresmian Kabupaten
Nagekeo terlaksana tanggal 22
Mei tahun 2007 dengan luas
wilayah 1.416,96 km2 dan
berpenduduk 123.289 jiwa saat
itu. Kabupaten Nagekeo terletak
di sebelah barat dari Pulau Flores
dengan ibukota kabupaten
adalah Mbay. Secara
administratif Kabupaten
Nagekeo berbatasan langsung
dengan Kabupaten Ngada dan
Kabupaten Ende. Kota Mbay
dihubungkan oleh transportasi
jaringan jalan arteri primer yang
berhubungan antara mulai dari
kawasan paling Timur Pulau
Flores yaitu dari Larantuka
(ibukota Flores Timur) menuju
Kota Mbay sampai ke bagian
Barat Flores yaitu di Kota Labuan
Bajo (Ibukota Manggarai Barat).
Sedangkan untuk mencapai
Kabupaten Nagekeo dari luar
Pulau Flores dapat menggunakan
jalur laut melalui Pelabuhan
Aimere (Kabupaten Ngada) atau
pelabuhan laut di Kabupaten
Ende dan jalur pesawat di
Bandar Udara So ’a (Kabupaten
Ngada) dan Bandar Udara Hasan
Aroeboesman (Kabupaten
Ende) .
Kabupaten Nagekeo ini
mengandalkan sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian
serta industri sebagai sektor
penggerak perkembangannya.
Kabupaten Nagekeo memiliki
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (Kapet) Mbay,
sehingga memungkinkan
kawasan ini berkembang
menjadi pusat produksi,
pengolahan dan perdagangan
hasil-hasil pertanian mengingat
posisi strategis dan dukungan
sumber daya alam yang
dimilikinya. Kehadiran Kapet
Mbay pada wilayah ini
merupakan penggerak ekonomi
yang sangat berharga bagi
perekonomian Nagekeo secara
keseluruhan.
Kabupaten Nagekeo tergolong
daerah yang beriklim tropis dan
terbentang hampir sebagian
besar padang rumput, juga
ditumbuhi pepohonan seperti
kemiri, asam, kayu manis, lontar
dan sebagainya serta kaya
dengan fauna, antara lain
hewan-hewan besar, hewan-
hewan kecil, unggas, binatang
menjalar, dan binatang liar. Di
samping itu, daerah ini kaya
dengan obyek wisata seperti
Pantai Aina. Panorama alam
seperti air panas (Puta) dan
wisata budaya seperti
peninggalan batu rumah adat
tradisional, kesenian dan
kerajinan tangan.
Kondisi Geografis
Kabupaten Nagekeo secara
geografis terletak antara
8026 ’16,12” LS – 8054’40,24” LS
dan 12105’19,52” BT –
121031’30,94” BT. Sedangkan
wilayah dengan ketinggian
tanah dari permukaan laut 0 –
250 m seluas 30,72% ; 251 –
500 m seluas 34,84% ; 501 –
750 m seluas 15,86% ; 751 –
1000 m seluas 10,75% ; lebih
besar dari 1000 m seluas 7,83%.
Kondisi iklim yang sejuk dan
ketersediaan hijauan yang
relatif besar sangat cocok bagi
pengembangan ternak sapi.
Rata-rata curah hujan di
Kabupaten Nagekeo adalah
121,92 mm/tahun dengan rata-
rata hari hujan adalah 10 hari/
tahun.
Secara administratif wilayah
Kabupaten Nagekeo berbatasan
dengan Laut Flores di Sebelah
Utara, Kabupaten Ende di
sebelah Timur, Laut Sawu di
sebelah Selatan dan Kabupaten
Ngada du sebelah Barat.
Kabupaten Nagekeo terdiri dari
7 kecamatan yang meliputi 77
desa dan 15 kelurahan (data
tahun 2007), dan mempunyai
luas wilayah 1.416,96 Km2.
Kecamatan-kecamatan yang
terdapat di wilayah Kabupaten
Nagekeo meliputi Kecamatan
Mauponggo, Keo Tengah,
Nangaroro, Boawae, Aesesa dan
Aesesa Selatan.
Nagekeo selain memiliki sumber
daya pertanian dan kelautan
serta pertambangan, juga
memiliki aneka objek wiusata
baik wisata alam maupun wisata
budayanya. Wisata alam seperti
air terjun di Ngabatata Desa
Rendu, Sumber Air Panas Puta di
Kecamatan Aesesa, Panorama
Alam Pantai Enagera di
Kecamatan Mauponggo.
Sedangkan wisata budayanya
seperti adanya beragam tarian
budaya. Tke Dhegha, Bhea Sa,
Todagu, Tea Eku, Dalata, Goe-goe,
Iki Mea, dan sebagainya adalah
sebagian warisan budaya yang
hingga saat ini masih
dipertahankan.
Daerah ini juga diperkaya oleh
sentuhan kerajinan tangan
seperti tenunan Ragi Mbay, Hoba
Nage dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar