Budaya Nagekeo yang ada dan perlu
dilestarikan antara lain etu(tinju)
taolako(berburu dengan anjing
pemburu),pha bhada/pala (upacara
syukuran dengan mengorbankan
kerbau secara khusus), atau koa ngii /
ngoa ngii (upacara potong gigi, yang
saat ini mulai ditinggalkan.
1. Etu / Sagi (Tinju Tradisional)
Deskripsi : Etu adalah
sebutan dalam
etnis Nagekeo /
Sagi adalah
sebutan dalam
suku Ngadha
merupakan
atraksi tinju
tradisional
dengan
manampilkan
jago-jago dari
kampung
masing-masing
untuk mengadu
kekuatan dan
ketangkasan
masing-masing
peserta. Atraksi
ini berlangsung
dalam arena
yang dibuat di
tengah
kampung. Tiga
hari sebelum
pertandingan
diadakan ritual
adat memohon
kekuatan untuk
peserta tinju.
Jadwal : Bulan Juni-Juli
2. Toalako (Berburu Adat)
Deskripsi : Toalako
merupakan
kegiatan yang
diadakan pada
musim panas
mengatraksikan
kemampuan
binatang
peliharaan
yaitu kuda dan
anjing serta
peralatan
berburu
(misalnya
tombak / tuba
dan bhou)
dalam
menangkap
binatang
buruan yaitu :
rusa dan babi
hutan (celeng).
Hasil tangkapan
ini disantap
secara bersama
di lokasi (loka)
yang telah
disediakan oleh
masing-masing
suku.
Jadwal : Juli-Agustus
3. Pa Bhada
Deskripsi : Pa Bhada
merupakan
upacara
pemotongan
kerbau secara
besar-besaran
dalam jumlah
yang banyak
yang dilakukan
saat
pembangunan
rumah adat.
Bagian leher
kebawah
disantap
bersama-sama
oleh anggota
suku.
Sedangkan
bagian kepala
dikumpulkan
dalam satu
tempat (peo/
simbol
persatuan)
yang hanya
disantap oleh
kepala suku.
Jadwal : Insidentil bila
ada
pembangunan
rumah adat.
4. Koa Ngii
Deskripsi : Upacara potong
gigi massal
untuk gadis
memasuki usia
remaja. Upacara
ini menandakan
gadis-gadis
yang telah
mengikuti
upacara ini
telah dewasa
dan boleh
dipinang untuk
membangun
rumah tangga.
Jadwal :
Event Olah Raga
1. Pau Ja
Deskripsi : Pacuan Kuda.
Jadwal : Bulan Agustus
menjelang
perayaan Hari
Kemerdekaan
Republik
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar