Wanita Nagekeo Wanita Emas..begitu
saya ibaratkan wanita dari negri yang satu ini..
Wea, emas dan mas kawin..
Kita tahu dengan pasti berharganya
sebuah emas, tidak semua orang dapat membelinya..
Tidak gampang untuk dapat
memilikinya. Tapi terkadang emas-emas itu lupa akan harga dirinya, tidak kuat godaan
lalu melebur dalam bara api perkotaan.. padahal emas dibentuk dari panas bahkan
sangat panas… dan harganya pun naik..
Kumpul Kebo atau be’o Me’a,
Nggesu Nggomi adalah pernikahan melalui jalan pintas. Ini
dianggap sebuah pernikahan yang hanya diketahui pasangan saja (be’o
me’a). Seorang lelaki mendatangi kosan wanita atau sebaliknya kemudian hidup
bersama tanpa sepengetahuan orang tua. Pernikahan cara ini semakin
popular saat ini dikalangan mahasiwa/i,alasan yang logis sebagai satu cara menghindari hukum adat
perkawinan yang rumit dan memakan biaya (alasan versi_penulis). Sejak
orang nagekeo mengenal Gereja Katolik, perkawinan ini sebut dengan kawin
kampung. Sebuah pernikahan yang belum disahkan secara agama. Sebaliknya
bagi keluarga nagekeo yang beragama islam, mereka tidak melakukan
pernikahan cara ini. Mengingat hampir semua pernikahan islam di Nagekeo tidak
menuntut belis (atau mas kawin). Karena hukum agama, mereka selalu
meresmikan pernikahan secara agama, dengan cara sederahana sesuai dengan
keadaannya.
Suatu saat kelurga wanita akan tau
juga, dan anda yang sudah terlanjur “kumpul Kebo”/be’o me’a” harus
mempersiapkan diri.
“kumpul Kebo”/be’o me’a tidak
menuntut belis (mas kawin) yang banyak. Pemberian mas kawin sebagai bukti
dukungan orang tua pihak laki-laki mendukung atau dalam bahasa daerah disebut
dengan ‘pela nia pa ngara ‘(tunjuk muka dan memperjalas nama keluarga).
Biasanya dilakukan pada saat wanita sudah hamil.
Belisnya hanya diberikan
a.
Jara pa nia (seekor kuda sebagai
tanda perkenalan dan kehadiran orang tua).
b. Weki mere jaga dewa penghargaan atas orang tua yang telah
membersarkan sampai bertumbuh besar dan tinggi (weki mere, jana
dewa). Pemberian ini juga disebut ut Ine Dhadhi, bapa mesu (ibu yang
melahirkan dan bapa yang mengasihi).
c.
Penghargaan kepada ebu mame
(paman). Orang Nagekeo selalu menempatkan paman (saudara ibu pengantin
wanita) sebagai ranking atas (ape wawo). Setiap upacara adat selalu mendapat
penghormatan istimewa.
#molo sama te
Tidak ada komentar:
Posting Komentar