Itulah teriakan para mahasiswa
kepada dosennya, yang mungkin
nggak pernah tersampaikan, dan
saya yakin akan menjadi blunder
kalau diungkapkan. Kecuali bagi
para mahasiswa yang memiliki
kebebasan nilai IPK, kebebasan
pola pikir, kebebasan penelitian,
kebebasan finansial dan
kebebasan ketergantungan serta
ketaatan kecuali kepada satu
yang Diatas. Mahasiswa
pedjoeang yang tetap mau
mengatakan kebenaran
meskipun itu sangat sulit, pahit
dan sakit. Tidak saya
rekomendasikan, karena
ungkapan semacam "Sensei no
jugyo wa sonna naiyo deshitara,
i-me-ru de okutta hou ga yoi
dewanai deshouka?" (kalau isi
kuliahnya kayak gitu, lebih baik
kalau anda kirimkan ke saya
lewat email saja prof) :) , saya
jamin akan membuat nilai kita
jadi Fuka alias tidak lulus. Jangan
dilakukan, cukup saya yang jadi
korban harus mengambil mata
kuliah yang sama selama tiga
tahun berturut-turut, sampai
akhirnya harus puas
mendapatkan nilai Ka alias C dari
sang Professor. Professorku yang
akhirnya jadi sahabatku dan
membimbing penelitianku,
meskipun tetap tidak bisa
menghilangkan cacat nilaiku
Saya mengajak bapak ibu dosen
untuk mencoba memikirkan
kembali hakekat kita ngajar.
Ngajar mahasiswa mengandung
makna besar mendidik dan
membina generasi muda kita.
Dalam sejarah kebangkitan
bangsa-bangsa, peran
mahasiswa selalu tercatat,
menjadi garda depan perubahan,
kontribusinya sangat besar dan
dominan. Mahasiswa adalah
anasirut taghyir alias agen
perubahan yang akan mewarnai
masa depan dan membentuk
karakter suatu bangsa.
Bayangkan, pendidikan dan
pembinaan orang-orang seperti
itu diserahkan ke kita, para
dosen dan pendidik. Beban berat
yang harus kita pikul dan perlu
perdjoeangan untuk
melaksanakannya dengan
sungguh-sungguh.
Saya sempat melakukan studi
kecil-kecilan, tentang harapan
mahasiswa kepada dosennya.
Dosen seperti apa yang
sebenarnya mereka harapkan.
Cukup menakjubkan, bahwa
mahasiswa sangat jujur menilai
kita. Sebenarnya posting ini
adalah satu otokritik kepada diri
saya sendiri, karena masih
banyak karakter saya yang
mungkin tidak diharapkan oleh
mahasiswa. Kalau kita simpulkan
ada empat karakteristik dosen
yang diharapkan mahasiswa,
dan jujur saja akan mereformasi
dan mengantarkan kita menjadi
sosok Dosen 2.0
1. Memiliki Kemampuan Verbal:
Pintar jangan untuk diri sendiri,
tapi juga untuk orang lain.
Bahasa gampangnya,
permintaan mahasiswa kepada
kita supaya belajar untuk
mengajar, dan bukan hanya
belajar untuk diri kita sendiri.
Dosen diharapkan punya
keseimbangan dalam
pengetahuan taksit (know-how
dan pengalaman lapangan) dan
pengetahuan eksplisit (tertulis
di textbook dengan berbagai
teoritikalnya). Beri mahasiswa
lebih banyak pengetahuan
taksit karena know-how dan
pengalaman lapangan yang kita
miliki akan membuka wawasan
mereka lebih luas. Memanjang-
lebarkan penjelasan ke bahasan
yang sudah jelas bin cetho
tertulis di buku akan membuat
kuliah kita jadi kering, garing
dan membosankan. Kebiasaan
kita dalam menggunakan
bahasa sulit dalam menjelaskan
suatu hal juga dikritik, ditambah
dengan nafsu untuk
memasukkan semua materi
kuliah ke slide presentasi.
Jangan buat kacamata kita
semakin tebal, itu harapan para
mahasiswa :) Mari kita gunakan
bahasa manusia yang baik dan
benar, dosen datang untuk
memahamkan ke mahasiswa,
bukan untuk menambah pusing
mahasiswa yang sudah pusing
dengan tugas mandiri, UTS dan
UAS :)
2. Memiliki Kemampuan Tulis :
Kritikan paling tajam adalah
kebiasaan kita menggunakan
bahasa tulis ala paper yang
dingin dan formal. Ngeblog
adalah terapi yang sangat
efektif mengatasi kelemahan
kita yang tidak terbiasa
menggunakan bahasa manusia
dalam menulis. Posting artikel
populer dalam bentuk journal
pribadi yang banyak
menggunakan ungkapan hati
ala blog, akan mereformasi gaya
tulisan kita. Menulislah dengan
hati, karena kekuatan kata-kata
kita akan memberikan motivasi
tinggi kepada para mahasiswa
dan mahasiswi. Jangan pernah
nyontek tulisan orang lain
karena itu akan blunder,
membuat generalisasi negative
image ke semua perilaku kita.
Apalagi kalau menerapkan
standard ganda dengan
membuat tidak lulus mahasiswa
yang melakukan copy-paste
pada laporan tugas mandirinya.
Kegiatan copy-paste mahasiswa
kadang harus disikapi dengan
bijak, mungkin mereka belum
kita ajarkan tentang peraturan
APA masalah pengambilan
referensi dan pembuatan
kutipan. Justru copy-paste yang
dilakukan dosen dan pendidik
adalah penghianatan besar,
membuat damage yang sangat
luas ke lingkungan dan
kegiatan hina yang tidak
termaafkan.
3. Open Mind dan Karakter
Berbagi : Terbuka, jujur dan
mau menerima kritik adalah
sifat penting yang diharapkan
mahasiswa ke dosennya.
Karakter ringan tangan, senang
berbagi ilmu dan project ;) ,
mau bergaul dengan
mahasiswa dan bahkan
mendekati mereka dengan
"bahasa mereka" adalah sifat
yang menentramkan
mahasiswa. Mahasiswa, selain
sebagai murid, juga adalah
teman, partner dan customer
dari sang dosen. Janganlah
dosen bersifat terlalu jaim, jayus
apalagi jablai, karena itu akan
membuat mahasiswa makin
tidak simpatik. Kalau sudah
nggak simpatik, sebaik apapun
ilmu pengetahuan dan nasehat
yang kita berikan akan hancur,
musnah dan mahasiswa akan
main hati. Mari kita menjaga
hati mereka Kadang mengikuti
behavior mereka dengan
membuat account friendster
dan facebook juga bukan
pilihan buruk. Meminta mereka
membuat laporan dalam bentuk
tulisan lewat fitur blog di
friendster kadang saya lakukan
untuk men-terapi mahasiswa-
mahasiswa saya yang sudah
sulit dikendalikan lewat cara
konvensional
4. Memiliki Kemampuan Teknis :
Cukup mengejutkan bahwa
technical skill ternyata bukan hal
utama yang diharapkan oleh
mahasiswa ke dosennya. Sudah
menjadi hal yang jamak bahwa
kemampuan teknis khususnya
yang berhubungan dengan
pengetahuan eksplisit,
sebenarnya bisa didapat dari
berbagai literatur, buku dan
ebook yang didapat dengan
mudah oleh mahasiswa lewat
internet. Perlu saya beri catatan
khusus, pada jurusan
computing, mahasiwa kita
kadang punya technical skill
yang lebih tinggi daripada kita,
misalnya berhubungan dengan
programming, troubleshoting,
dan trend teknologi. Berkata
tidak tahu, adalah suatu hal
yang biasa dalam iklim
pendidikan di kampus.
Mengungkapkan akan mencoba
mempelajari masalah itu dan
dijadikan bahan diskusi
pertemuan pekan depan, adalah
jawaban dosen pedjoeang yang
jujur dan bertanggungjawab.
Untuk para dosen, sekali lagi,
anak-anak muda, para
pembaharu dan penentu masa
depan bangsa ada di depan kita.
Kitalah yang menentukan apakah
mereka akan menjadi seorang
pemimpin besar, mujaddid besar,
dan ilmuwan besar, yang akan
memperbaiki republik ini.
Untuk para mahasiswa, beri kami
kesempatan untuk berbenah dan
memperbaiki diri. Insya Allah
kami akan berusaha menjadi
pembimbing dan pendidik yang
baik untuk anda sekalian. Kami
tidak menginginkan apapun dari
kalian semua, selain harapan
supaya mahasiswa tetap
komitmen untuk belajar dan
berdjoeang keras, serta pantang
menyerah. Hentikanlah sikap
main-main, selalu jaga karakter
serius dan profesional dalam
kegiatan berhubungan dengan
tugas belajar. Bersikaplah seperti
layaknya seorang ksatria dan
agen perubahan, yang akan
mengantarkan republik ini ke
jalan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar