"Mau ditambah lagi kopinya?” Tegur pelayan kepada pria yang duduk tepat di pojok dekat jendela.. Tempat biasa pria itu bercengkerama dengan kekasihnya.. Seperti ada yang menyendat didadanya, ia pun menjawab lirih.
“Cukup, secangkir saja sudah membuat kenanganku berhamburan ke manamana.” Kemudian, dengan sangat hati-hati, pria itu memunguti remah-remah kenangan yang berhamburan dari sudut ingatannya, sambil sesekali ia menyeka airmatanya. “Mbak, kopi ini sudah sesuai dengan pesanan saya?” “Betul, Pak, kopi ini sudah sesuai<br>
dengan pesanan bapak, secangkir Kopi dengan sedikit gula..” Pria itu tertegun, matanya masih berkaca-kaca ketika melihat secangkir kopi yang berada di hadapannya.
Kali ini, ada yang tidak biasa pada kopi pesanannya, padahal, lidahnya hafal betul dengan kopi manis tanpa gula kesukaan ia dan kekasihnya, rasanya tidak seperti dulu saat ia dan kekasihnya duduk saling berhadapan, persis di meja yang saat ini ia duduki.
Rasanya ada ada yang hilang —dingin dan hambar, bukan seperti dulu saat ia dan kekasihnya saling bertukar debar.
Sepetember tahun kedua, ia dan kenangannya masih duduk di satu meja, sedang tamu-tamu kedai kopi lainnya satu per satu mulai beranjak pergi.
Lihatlah, betapa cinta bisa membuat segala benda dan peristiwa menjadi bermakna. Sebab cinta adalah hal yang tak pernah terselesaikan.
PENULIS : JOS.INF
FACEBOOK : JOS INF
INSTAGRAM : @JOS.INF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar