artikel ini di di mulai dari sebuah berita yang saya baca baru-beru ini...
kenapa tanah begitu penting sampai membuat sodara menjadi musuh???
TRIBUNNEWS.COM, MBAY--Matheus Lali Deu (65), warga Ola Nage, Kelurahan Natanage Timur tewas ditebas, Daniel Siga (45), anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Nagekeo, Selasa (7/8/2012) sekira pukul 11.45 Wita. Penyebabnya, sengketa tanah warisan. Tersangka marah pada korban yang menjual tanah warisan keluarga dan tidak mengakui keluarganya sebagai bagian dari pewaris tanah warisan keluarga.
baca berita lengkapnya klik disini
Tanah atau tanah air atau tana (bahasa mauponggo) adalah tempat atau bagian dari bumi dimana manusia hidup…Untuk sementara ini biar saya sepakat bahwa manusia hidup di atas tanah. Tanah sebagai lokasi atau bagian dari bumi yang luas...
Tanah dalam bahasa daerah saya selalu dikaitkan dengan batu. Makanya kalau orang Indonesia umumnya menyebut tanah air, maka orang maupongoo menyebutnya tanah batu (tana watu) sekarang kita beda pendapat...
Orang mauponggo sangat menghormati
atau menghargai tanah. Ketika seorang bayi untuk pertama kali turun ke tanah (dodho
tana) dibuat pesta khusus. Orang bisa bersumpah sambil memegang tanah. Dalam
berkat adat tanah diikut sertakan. Orang terkadang sangat takut pada malam hari
karena ada orang yang menyirami tanah ke rumah orang lain. Orang bisa terkutuk
apabila merampas hak tanah orang lain…
Tanah sama dengan rahim ibu. Orang mauponggo menyebut orang meninggal sebagai kembali memasuki rahim ibu (tama tuka ine). Di sana ada kedamaian sebagai seorang bayi ketika masih dalam kandungan ibu menikmati kecukupan dan perlindungan yang paling aman. Melalui pernyataan ini orang mauponggo percaya bahwa masih ada kehidupan sesudah meninggal…
Tanah sama dengan rahim ibu. Orang mauponggo menyebut orang meninggal sebagai kembali memasuki rahim ibu (tama tuka ine). Di sana ada kedamaian sebagai seorang bayi ketika masih dalam kandungan ibu menikmati kecukupan dan perlindungan yang paling aman. Melalui pernyataan ini orang mauponggo percaya bahwa masih ada kehidupan sesudah meninggal…
Mereka percaya bahwa orang meninggal
berada dalam dunia terang (mera papa ndala) dan kematian tidak menjadi akhir
hidup manusia. Kematian membuat seorang menjadi lebih dekat dengan manusia yang
hidup dimanapun berada. Dunia roh adalah alam bahagia, alam berkelimpahan,
tempat Tuhan (dae koo Nggae). Masyarakat Ma”u menyebut Allah sebagai Dewa atau
Ndewa juga menyebutnya Pemilik (Nggae). Makanya seorang yang sudah meninggal
juga disebut kembali ke rahim ibu (tama tuka ine) juga menyebutnya kembali ke Pemiliknya
( walo ena Nggae).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar