Siang ini mendung, di sebuah terminal bus, ketika kesedihanku melepas kebahagiaanmu. Langit begitu murung melepaskan rintik kesedihan, seolah-olah ia tahu; tak semua cinta bisa melimpahkan kebahagiaan..
“Mendekatlah, peluk hatiku dengan pelukan yang paling erat. Aku hanya ingin tahu, seerat apa nanti kau melepasku.” katamu, menatap tajam sepasang mataku..
“Tak usah kau memberiku pelukan dan lambaikan tangan, bagi cinta; tak ada yg ditinggalkan, atau pun meninggalkan, cuma prihal takdir yg lupa menyatukan..
Beri saja aku sebuah senyuman, agar untuk terakhir kalinya; tak ada lagi yang perlu aku khawatirkan dan cemaskan.”jawabku, menenangkan kekhawatiranmu.
Ia benamkan kepalanya di dadaku, sambil berbisik lirih; “Jika nanti bus membawaku ke perjalanan seribu kesunyian, masihkah denyut jantungmu ini mendoakan keselamatanku,”
“Engkau tak perlu ragu, segala kebaikanmu telah mengalir di seluruh nadi-nadiku, yang kudetakkan di jantungku, ialah segala keselamatanmu”, jawabku, pilu.
Ada yang ingin dikekalkan oleh waktu, bukan engkau ataupun aku, tapi ingatan-ingatan kita yang sebentar lagi dicuri masalalu.
“Aku memesan dua bangku bus, saling berdampingan; satu untukmu, satunya lagi untuk ingatanku, yang akan menemanimu sepanjang perjalanan..
Dekaplah bangku kosong itu, ketika ia menggigil dalam kesedihan.” kataku.
Telah kusiapkan bekal secukupnya: bekal bagi perjalananmu, dan juga bekal bagi kesedihanku. Tak lupa juga, ada buah tangan untukmu, sebuah baju hitam yang telah kumasukkan ke dalam ranselmu. Sebuah baju hitam, yang kujahit dari benang-benang ingatan, pakailah sesukamu; saat engkau telah mampu melupakanku”, kataku, sambil menyeka doa-doa yang berjatuhan dari matanya..
Dalam perjalanan nanti, mungkin akan kau temui, deretan kursi penuh coretan cerita yang tak pernah jadi. Ada kebahagiaanmu, dan kepedihanku di situ...
Atau juga, ada pedagang kaki lima yang tak henti-henti menawarkan tisu dan saputangan untuk dibeli. Tak usah peduli, sebab kekasih yang baik, tak pernah minta ditangisi.
Kau hanya perlu tidur, memimpikanku dalam perjalanan sunyimu; sebelum terminal terakhir menjemputmu dengan kebahagiaan baru...
Saat kau sampai di terminal tujuan, turunkan kakimu pelan-pelan, jangan lupa; selimuti bangku kosong di sampingmu yang menemani sepanjang perjalanan, agar kesunyian dan kesepian tak merasa ditinggalkan.
Dan ketika seseorang menjemputmu di terminal itu, katakan padanya, katakan saat ia memeluk mesra tubuhmu; kau baru saja diantarkan oleh orang paling bahagia di dunia.
Samar-samar kudengar suara bus datang. Ada yang bergemuruh di dadaku; mungkin kesedihanku, yang tak tahu lagi kemana harus berpulang, atau mungkin juga kebahagiaanmu, yang sebentar lagi jatuh pada pelukan seseorang.
Ada yang tak mampu kutangguhkan, meski seribu doa menghalangi perjalanan. Bus, harus tetap diberangkatkan ke terminal tujuan. Engkau menjemput kebahagianmu, aku menyambut kepedihanku.
“Selamat jalan kekasihku; selamat datang di ingatanku!”.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar